Monday, March 2, 2009

Saat..

Saat cinta membibit di gerakku..
Akan tumbuh sayap di kedua kakiku. Membuatku dapat berlari secepat yang kuinginkan. Tidak secepat kilat, memang. Tapi cukup. Sekedar tidak ingin berlama-lama sendirian di jalan dan membuatmu menunggu, kesepian. Sekedar ingin memenangkan perlombaan, dengan detik aku berkejaran. Karena waktu seperti tidak mau dikalahkan. Apalagi oleh aku, seorang pria jelmaan setan.

Saat cinta menyemai di dalam nadi..
Akan tumbuh satu jantung lagi. Menemani jantung tua yang sudah akan mati. Memberi aorta baru, menggantikan yang dulu, yang sudah mulai rapuh. Mengalirkan darah baru, yang segar, membuang darah bercampur peluh, yang sudah waktunya meluruh. Seperti terlahir kembali, karena setiap sendi mendukungku tegak berdiri.

Saat cinta bertumbuh di pelupukku..
Dunia terlihat biru. Serupa duniaku. Kata temanku "biru adalah merah jambu yang baru". Dan entah, aku seperti bisa melihat lebih jauh. Lebih jelas. Bahkan dalam gelap tanpa lampu. Seperti memakai kacamata tembus pandang. Sehingga aku bisa melihat kamu, dimanapun itu.

Saat cinta terpupuk di kerongkonganku..
Seperti tumbuh pohon di paru-paru. Pohon rimbun berdaun hijau. Yang akarnya kokoh berpegang teguh. Dan dengannya aku tak perlu mengnafas. Karena lembar-lembar lelah, akan dengan sendirinya berubah guna. Menjadi ribuan tawa. Serupa kokok ayam jago yang seolah mampu membuat matahari terpaksa bangun dari peraduannya.

Saat cinta berbuah di relung sana..
Yang ada hanya bahagia. Dan sepertinya tak perlu lagi meminjam surga. Karena disanalah, kelak, aku dan kamu akan bersua. Untuk menjalani sisa usia kita. Diiringi lagu rindu malaikat. Kita akan tertidur, tenang, dalam pelukan hangat.

Saat cinta mulai berguguran..
Akan ada berjuta alasan mengapa hanya padamu, aku tetap memanggil dengan sebutan
: sayang

1 comment:

  1. mau nangis baca kata terakhir wa..
    cengengku muncul deh

    ReplyDelete